Probolinggo - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo, turut hadir dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) yang ke-770. Pelaksanaan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) tahun ini digelar secara sederhana, sebagai bentuk kepekaan sosial dan empati pemerintah daerah terhadap kondisi masyarakat, khususnya warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Rangkaian kegiatan dimulai dari Khotmil Al-Qur’an, istighosah serta ziarah ke makam para pendiri Lumajang di Situs Biting, sebelum puncak acara yang berlangsung di Pendopo Arya Wiraraja, pada senin (15/12/2025).
Kegiatan yang digelar secara sederhana namun penuh makna tersebut dihadiri Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar, Wakil Bupati Lumajang Yudha Adji Kusuma, Forkopimda Lumajang, Kepala SKPH Lumajang Januar Suhartono, S.P, stakeholder dan tamu undangan yang hadir.
Peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-770 tahun ini mengusung tema “Lumajang Tumbuh Semakin Tangguh”, yang mencerminkan tekad daerah untuk terus berkembang melalui inovasi, sekaligus memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai tantangan.
Administratur Perhutani KPH Probolinggo melalui Kepala Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (SKPH) Lumajang, Januar Suhartono, S.P menyampaikan selamat dan apresiasi atas bertambahnya usia Kabupaten Lumajang.
“Selamat Hari Jadi ke-770 Kabupaten Lumajang, semoga Lumajang semakin maju, masyarakatnya sejahtera. Perhutani siap mendukung dan berkontribusi dalam mewujudkan Lumajang hijau dan lingkungan tetap lestari, serta berharap kolaborasi antara Perhutani, pemerintah daerah, pemangku kepentingan dan masyarakat semakin erat untuk mendukung kemajuan Kabupaten Lumajang”, tuturnya.
Dalam sambutannya, Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar menyampaikan, bahwa peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) bukan sekedar agenda tahunan, tetapi merupakan momentum untuk meneguhkan nilai-nilai yang selama ini menjadi kekuatan daerah, salah satunya adalah kepedulian sosial.
“Kesederhanaan ini mencerminkan kebersamaan kita. Pemerintah ingin memastikan bahwa peringatan hari jadi tetap bermakna, sekaligus selaras dengan kondisi masyarakat. Legitimasi pemerintahan tidak diukur dari kemewahan acara, melainkan dari kemampuan pemerintah membaca situasi sosial dan mengambil sikap yang tepat. Peringatan Harjalu ke-770 menjadi contoh bahwa pemerintah daerah berupaya menempatkan empati sebagai bagian dari tata kelola pemerintahan”, ujarnya.
Rangkaian Hari Jadi Lumajang (Harjalu) yang memadukan kesederhanaan, empati sosial, pelestarian budaya, penguatan ketahanan pangan, serta gotong royong lintas elemen. Harjalu juga dimaknai sebagai kompas strategis, yang menegaskan bahwa perjalanan kedepan tidak hanya diukur dari capaian angka, tetapi dari kosistensi menjaga nilai dan keberlanjutan. Ini menjadi penanda bahwa Lumajang terus melangkah dengan arah yang jelas, yaitu tumbuh semakin tangguh, berakar pada jati diri dan siap menghadapi tantangan masa depan.@Red.

Salsa