Bondowoso - Perhutani (15/12/2025) | Peningkatan intensitas curah hujan di Kabupaten Bondowoso dalam beberapa waktu terakhir berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, khususnya banjir dan tanah longsor. Risiko tersebut dipengaruhi oleh kondisi topografi perbukitan dan pegunungan, kemiringan lereng, serta karakteristik tanah di sejumlah kawasan hutan. Menyikapi kondisi tersebut, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso memperkuat kewaspadaan melalui sinergi lintas sektor dengan Kepolisian Resor (Polres) Bondowoso, Senin (15/12/2025).
Sebagai langkah antisipatif, Kapolres Bondowoso bersama Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bondowoso melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor Perum Perhutani KPH Bondowoso. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Misbakhul Munir, dan difokuskan pada koordinasi mitigasi serta penanggulangan bencana alam, khususnya di wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.
Kapolres Bondowoso Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Harto Agung Cahyono menekankan pentingnya dukungan data teknis dari Perhutani, meliputi peta wilayah rawan bencana, daerah aliran sungai (DAS), serta titik-titik kritis yang berpotensi mengalami longsor dan banjir. Informasi tersebut dinilai krusial sebagai dasar pengambilan keputusan dalam upaya pencegahan dan respons darurat yang efektif.
Senada dengan hal tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Bondowoso Ahmad Dhafir menyampaikan bahwa data dan informasi dari Perhutani sangat dibutuhkan untuk memperkuat langkah antisipasi dan penanggulangan bencana secara terintegrasi, sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan.
Menanggapi hal itu, Misbakhul Munir menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan evaluasi kejadian sebelumnya, sejumlah wilayah di Kabupaten Bondowoso memiliki tingkat kerawanan tinggi, salah satunya Kecamatan Ijen yang secara geomorfologis rentan terhadap tanah longsor dan banjir. Ia juga mengingatkan peristiwa banjir pada tahun 2024 yang melanda Desa Gunungsari Kecamatan Maesan dan Desa Pakisan Kecamatan Tlogosari akibat curah hujan tinggi yang memicu peningkatan debit air secara signifikan.
“Pada kejadian tersebut, Perhutani KPH Bondowoso terlibat langsung dalam penanganan darurat, mulai dari evakuasi warga hingga penyaluran bantuan logistik dan sarana air bersih. Hal ini merupakan wujud tanggung jawab sosial dan komitmen Perhutani dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan, ” jelasnya.
Perhutani KPH Bondowoso menegaskan kesiapan untuk terus bersinergi dengan Polres Bondowoso dalam kerangka manajemen risiko bencana terpadu, baik melalui upaya preventif, peningkatan pengawasan kawasan rawan, maupun penguatan sistem kesiapsiagaan dan respons cepat.
Kunjungan kerja tersebut turut dihadiri jajaran Polres Bondowoso, antara lain Kasat Intelkam AKP Akhmad Santoso dan Kasat Humas Polres Bondowoso Inspektur Polisi Dua (IPDA) Bobby Dwi Siswanto Para pihak juga membahas penguatan koordinasi operasional, pemanfaatan data ilmiah, serta kesiapan sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam menghadapi potensi bencana alam di Kabupaten Bondowoso.@Red.

Salsa